Srupp Segarnya Aroma Teh

•February 23, 2007 • Leave a Comment

republika

Di Indonesia, minum teh adalah minum air yang mengandung seduhan daun teh. Untuk menambah nikmat biasanya ditambahkan gula. Biasanya minuman teh disajikan pagi, siang, atau sore hari, dan seringkali tak ada aturannya. Jika ingin minum teh, kita tinggal buat sendiri atau pesan. Wadahnya sesukanya, bisa gelas bisa cangkir. Diminumnya nikmat jika mengangkat kaki sambil mengunyah singkong goreng atau rebus.

Minum teh di sini sangat berbeda dengan tradisi minum teh di negeri Jepang yang masyarakatnya menghormati teh. Sampai-sampai untuk minum teh saja, mereka lakukan dengan upacara.

Menurut sejarah, tradisi minum teh itu sebenarnya berasal dari daratan Cina. Teh tumbuh di Tiongkok sekitar 6.000 tahun yang lampau dan manusia telah membudidayakan teh sejak 2.000 tahun lalu. Bersama dengan sutra dan porselen, teh yang berasal dari Tiongkok ini mulai dikenal dunia lebih dari 1.000 tahun lalu.

Budaya minum teh menyebar ke Jepang sekitar abad ke-6 dan diperkirakan menjadi tradisi di Jepang selama masa Kamakura (1192-1333) oleh pengikut Zen. Kebiasaan pengikut aliran Zen minum teh agar mereka tetap terjaga selama meditasi yang bisa memakan waktu berjam-jam. Selama abad ke-15, ini menjadi acara tetap berkumpul di lingkungan khusus untuk mendiskusikan berbagai hal. Selanjutnya, masuk ke Eropa dan Amerika di abad 17 dan 18.

Orang Inggris termasuk penggemar berat minum teh. Acara minum yang biasa dilakukan mereka selalu sore sambil makan camilan. Kini, sudah lebih dari 40 negara memproduksi teh dan negara-negara Asia memproduksi 90 persen dari total komoditi teh di dunia. Bayangkan berapa banyak pula perangkat minum teh yang sudah dibuat dan akan dibuat.

Kegiatan tea walk atau jalan-jalan di perkebunan teh di Indonesia sebenarnya sudah sejak lama dilakukan seiring dengan banyaknya perkebunan teh di Indonesia. Dari zaman penjajahan Belanda, banyak tuan tanah dan juragan perkebunan teh seringkali mengadakan acara jalan-jalan bagi tamunya.

Seusai kemerdekaan, perkebunan teh yang tersebar di daerah-daerah pegunungan di Indonesia banyak yang dinasionalisasi. Saat itu, acara tea walk kurang begitu bergema. Baru awal 80 an, banyak pecinta alam yang tadinya berniat ke gunung seringkali melewati perkebunan-perkebunan teh. Entah siapa yang memulai, acara tea walk ini kemudian menjadi acara tetap sejumlah perusahaan yang menginginkan acara rekreasi dengan biaya murah.

Di beberapa daerah khususnya di kawasan Cianjur dan Bandung Jawa Barat, beberapa perkebunan teh sengaja menjual kawasannya kepada perusahaan-perusahaan yang sengaja mengadakan acara tea walk buat karyawannya. Dan hasilnya memang luar biasa. Hingga sekarang, setiap pekan selalu saja ada acara tea walk di beberapa perkebunan yang sengaja diadakan oleh beberapa perusahaan untuk karyawannya.

sumber: republika

Hati-hati dengan Teh Celup

•February 22, 2007 • 2 Comments

anangsblog

Buat yang pernah berkunjung ke pabrik kertas/pulp, mungkin tahu bahwa chlorine ini adalah senyawa kimia yang sangat jahat dengan lingkungan dan manusia, khususnya dapat menyerang syaraf dsb!

Dari kejauhan pabrik mudah dilihat jika ada asap berwarna kuning yang mengepul dari pabrik, itu bukan asap biasa tapi chlorine gas. Makanya industri ini mendapat serangan hebat dari LSM lingkungan karena hal di atas disamping juga masalah kehutanan.

Kertas terbuat dari bubur pulp yang berwarna coklat tua kehitaman. Agar serat berwarna putih, diperlukan sejenis bahan pengelantang (sejenis rinso/baycline) senyawa chlorine yang kekuatan sangat keras sekali! Kertas sama dengan kain, karena memiliki serat. Kalau anda mo uji bener apa tidaknya, silahkan coba nanti malam bawa tissue ke Studio East, lihatlah tissue akan mengeluarkan cahaya saat kena sinar ultraviolet dari lampu disco! Berarti masih mengandung chlorine tinggi.

Kalau di negara maju, produk ini harus melakukan proses neutralization dgn biaya cukup mahal agar terbebas dari chlorine dan dapet label kesehatan. Tissue atau kertas makanan dari negera maju yang dapet label depkesnya tidak bakalan mengeluarkan cahaya tsb saat kena UV. Kertas rokok samimawon, bahkan ada calsium carbonat agar daya bakarnya sama dengan tembakau dan akan terurai jadi CO saat dibakar.

Di Indonesia tidak ada yang kontrol, jadi harap berhati-hati. Pls protect your families!

Saran:
Kembali minum teh tubruk ala kampung lagi..! Pake saputangan ‘merah jambu’ lagi biar mesra! Merokok dengan daun atau cangklong lagi! Back to 60’s style….he…he…he Minumlah Teh, bukan Klorin… Anda gemar minum teh? Dan, sebagai manusia modern Anda tentu suka segala sesuatu yang praktis, kan? Nah, Anda tentu sering minum teh menggunakan teh celup. Selain karena suka rasa teh, mungkin Anda minum teh karena yakin akan berbagai khasiat teh. Misalnya, teh merah untuk relaksasi, teh hitam untuk pencernaan, atau teh hijau untuk melangsingkan tubuh. Namun, apa Anda terbiasa mencelupkan kantong teh celup berlama-lama?

Mungkin, pikir Anda, semakin lama kantong teh dicelupkan dalam air panas, makin banyak khasiat teh tertinggal dalam minuman teh… Padahal, yang terjadi justru sama sekali berbeda! Kandungan zat klorin di kantong kertas teh celup akan larut. Apalagi jika Anda mencelupkan kantong teh lebih dari 3 – 5 menit.

Klorin atau chlorine, zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas. Fungsinya, disinfektan kertas, hingga kertas bebas dari bakteri pembusuk dan tahan lama. Selain itu, kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih. Karena disinfektan, klorin dalam jumlah besar tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun serangga. Banyak penelitian mencurigai kaitan antara asupan klorin dalam tubuh manusia dengan kemandulan pada pria, bayi lahir cacat, mental terbelakang, dan kanker.

Nah, mulai sekarang, jangan biarkan teh celup Anda tercelup lebih dari 5 menit. Atau, kembali ke cara yang sedikit repot, gunakan daun teh.

sumber: anangsblog